Anak Usaha Solana Labs Bakal Rilis Token pada 2026


RAKYATDAILY.COM - Solana Mobile, anak perusahaan pengembang blockchain Solana Labs mengatakan akan meluncurkan token asli untuk ekosistem perangkat selulernya pada awal 2026. Token ini akan menjadi bagian dari ekosistem


"Hanya butuh 10 tahun untuk membangun sebuah ekosistem,” tulis salah satu pendiri Solana Labs, Anatoly Yakovenko di platform X, dahulu bernama Twitter.


Ia menanggapi unggahan Solana Mobile yang menyebutkan SKR akan hadir pada Januari 2026. Mengutip Yahoo Finance, Kamis (4/12/2025), token yang akan segera diluncurkan ini merupakan aset asli ekosistem Solana Mobile. 


SKR dirancang untuk mendukung kontrol, ekonomi, insentif dan kepemilikan di seluruh ekosistem dan akan didistribusikan langsung kepada pengembang dan pengguna. Hal ini seperti yang telah diungkapkan sebelumnya oleh pengembang.


SKR akan memiliki total pasokan 10 miliar token. Rincian tokenomik Solana Mobile juga menyatakan saat peluncuran, 30% token telah dialokasikan untuk airdrop dan unlock.


Berdasarkan unggahan yang dibagikan oleh akun platform X perangkat seluler ini, token airdrop ditujukan untuk pengguna Seeker dan pengguna aktif dApp.


Pada Agustus 2025, Solana Mobile menyatakan telah menerima prapemesanan sebanyak 150.000 untuk Solana Seeker dan puluhan ribu unit telah dikirim kepada pembeli di lebih dari 50 negara. Adapun Seeker adalah ponsel generasi kedua dari Solana Mobile.


Seeker adalah ponsel generasi kedua dari Solana Mobile. Seeker merupakan perangkat berbasis android yang telah dilengkapi dengan fitur-fitur blockhain antara lain solusi keamanan perangkat keras yang disebut penyimpanan kunci Seed Vaultd, Solana dApp Store bawaan dan Genesis Token onchain yang memberikan akses awal kepada pemegangnya ke aplikasi baru dan hadiah token SKR.


Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. 

U.S. Bank Tes Stablecoin Khusus di Blockchain Stellar, Revolusi Baru?


Sebelumnya, U.S. Bank mengambil langkah besar dalam dunia keuangan digital dengan melakukan uji coba stablecoin kustom di jaringan Stellar. 


Langkah ini dilakukan bersama perusahaan konsultan global PwC dan Stellar Development Foundation (SDF), menunjukkan semakin kuatnya minat institusi besar terhadap teknologi blockchain.


Dikutip dari coinmarketcap, Rabu (26/11/2025), pengembangan ini menandai perubahan pendekatan bank-bank tradisional dalam memasuki era aset digital. 


Alih-alih mengandalkan stablecoin pihak ketiga, U.S. Bank ingin melihat kemungkinan menerbitkan stablecoin yang disesuaikan dengan standar kepatuhan dan operasional mereka sendiri.


Pendekatan ini dinilai memberikan ruang kontrol yang lebih besar sekaligus memastikan stabilitas yang sesuai regulasi.


Uji coba ini menjadi salah satu sinyal bahwa sektor perbankan mulai melihat blockchain bukan lagi sekadar tren, tetapi alat transformasi finansial yang dapat diintegrasikan ke dalam layanan mereka. 


Dengan stablecoin kustom, bank memiliki kesempatan untuk mengembangkan layanan berbasis blockchain yang lebih aman dan efisien.


Alasan Pilih Jaringan Stellar


Pemilihan jaringan Stellar bukan tanpa alasan. Blockchain ini dikenal dengan transaksi yang cepat, biaya rendah, dan fokus kuat pada pembayaran lintas negara. 


Stellar juga banyak dipakai dalam proyek inklusi keuangan dan platform fintech di berbagai negara.


Selain itu, Stellar menyediakan fitur penerbitan aset yang dapat disesuaikan (customizable asset issuance). 


Hal ini memungkinkan U.S. Bank membuat stablecoin yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan internal mereka.


Dengan bantuan teknis dari Stellar Development Foundation serta pengawasan PwC, proyek ini dirancang sebagai uji coba yang terkontrol ketat dan ramah regulasi.


Pengumuman uji coba stablecoin ini juga telah menarik perhatian komunitas kripto dan pelaku industri keuangan. Banyak pihak melihatnya sebagai langkah awal adopsi blockchain oleh institusi besar.


Dampak ke Industri Perbankan


Jika pilot project ini berjalan sukses, dampaknya bisa meluas ke industri perbankan secara keseluruhan. Model stablecoin ala U.S. 


Bank berpotensi menjadi contoh bagi lembaga keuangan lain untuk mulai mengembangkan layanan berbasis blockchain secara langsung kepada nasabah.


Langkah ini juga memperkuat narasi bahwa bank-bank besar semakin serius memasukkan blockchain sebagai bagian dari strategi jangka panjang, bukan hanya sebagai percobaan sesaat. 


Penggunaan stablecoin internal dapat mendukung efisiensi transaksi, meningkatkan transparansi, dan membuka peluang inovasi keuangan baru.


Baik stablecoin ini nantinya dipublikasikan maupun hanya dipakai secara internal, uji coba tersebut menunjukkan hubungan perbankan dengan teknologi blockchain semakin matang. 


Dunia keuangan tradisional kini berada di jalur yang sama dengan inovasi digital, menandai fase baru transformasi industri.